Resensi Novel Bumi Manusia

 Judul : Bumi Manusia

Penulis : Pramoedya Ananta Toer

Penerbit : Lentera Diantara


Orang memanggilnya : Minke

Kenapa demikian? Apalah arti nama tersebut? 

Novel garapan orang Indonesia asli, yang berasal dari Jepara. Novel ini berkisah tentang peradaban pada tahun 1890-1900. Dimana ditulis secara langsung oleh penulis di dalam sebuah sel tahanan. Novel ini adalah realita pada waktu itu, dilihat dari sudut pandang penulis. 

Minke adalah salah satu siswa HBS, Higt Boarding School. Sekolah para elit Eropa dan Indo. Tapi bukankah Minke seorang Pribumi? 

Sebuah drama percintaan, strata menyambut kisah ini. Robert Suurhof adalah seorang Pribumi yang mengantarkan pada kisah pertemuan Minke dengan Ann, Annalise. Annalise yang merupakan seorang noni Eropa. Bagaimana Pribumi bisa mengenal seorang Eropa yang mana ada perbedaan strata diantaranya. 

Minke dan Annalise adalah suatu pelanggaran. Hingga keduanya mengalami pengadilan beserta nyai Ontosoroh. Siapakah beliau sosok Pribumi pula yang mempunyai hubungan dengan Annalise. Dia adalah sosok tangguh Pribumi, wanita kuat. 

Masyarakat pada masanya tidak menerima atas kehadiran mereka. Hingga penulisan Minke yang bisa berpengaruh dalam pemikiran masyarakat sekitar. Tapi pengadilan Eropa lah yang berlaku dan dipakai. Akankah Eropa bisa bertindak sewenang-wenang. 


Buku ini bergenre historis. Yang mana bercerita tentang sejarah. Dari penulisnya saja sudah unik, penulis menulisnya dalam sel tahanan jeruji besi. Dimana buku ini juga pernah dilarang untuk diedarkan oleh Mahkamah Agung. Buku yang dapat memberikan gambaran kepada pembaca bagaimana kehidupan pada masa itu, dan juga penggambaran pengadilan hukum Eropa, BW. Bercerita tentang keberanian, perjuangan kesetaraan, asmara yang mana semua dicampur adukkan dengan apik. 

Tapi alangkah baiknya, jika diperjelas beberapa bagian yang ambigu, dan keterbatasan hanya dari sudut pandang penulis sendiri. Yang mana penulis sendiri adalah dari Jawa. Dan juga akhir cerita yang yang melenceng jauh dari perkiraan membaca bagian awal. Sampul buku pun kurang menarik, karena hanya didominasi warna coklat dan juga hijau, serta gambar lukisan yang tidak menarik, sehingga mungkin untuk menarik minat pembaca dari awal sampul tidak ada ketertarikan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Inspiratif Ibu Rokayyah : Jeco Jelly the Coco

Hukumnya Najis Petis Atau Terasi di Makan?

TAWA DAN LUKA